Masjid Al-Ikhlas

Gus Baha': Kisah Kodok Dan Cicak (Fiqih Mashadiq/Maqashid Ala Abu Hanifah)

(Latar Belakang Gerakan Kodok Ngorek Engkek = Korek Engkek)


Abu Hanifah itu sukanya memakai metode fiqih mashadiq. fiqih mashadiq itu "begitu saja sudah bagus".

Imam Syafii tidak, dia fiqih detail.

Itu kan nggak sambung. Ya memang dari awal nggak sambung.

Misal nabi dhawuh; thawaf itu spt shalat, tapi membolehkan omongan. Sehingga imam syafii yang mewajibkan suci hadats besar hadats kecil. Tapi Abu hanifah beda: nggak bersuci gpp. Buktinya thawaf itu lari-lari. seumpama spt shalat beneran kan ngga boleh lari2. kan batal. trus thawaf tidak menghdap ka'bah. shalat kan harus menghadap ka'bah. Jadi nggak sambung. yg satu begini yg satu begitu.

Makanya klo saya klo ada ada thawaf saya mantap semuanya sah. Karena ada tren, mashadiq, keceluk ngono.
Fiqih Mashadiq/Maqashid Ala Abu Hanifah
Gus Baha': Kisah Kodok Dan Cicak


MASHADIQ ABU HANIFAH


Mashadiq itu begini:
ma yashduqu 'alaihi kadza, wis keceluk ngono, maka sah
Contoh:

Pondok ini terbakar
Terus ada kodok kecil mengambil air pakai mulutnya, lalu disemprotkan ke api. Kira2 air si kodok bisa bikin apinya padam atau nggak? Nggak kan? Tapi tindakan itu tindakan terpuji, bukti cinta. Bagaimanapun dia sudah ikhtiar ikut  memadamkan api yang melalap pondok pesantren.

Terus datanglah cecak. Ia malah menghembus2 api supaya apinya membesar. Kira2 tiupan cecak bikin tambah gede nggak? Nggak kan? Tapi menjengkelkan!

Oleh karena itulah nabi muhammad melarang membunuh kodok karena bagaimanapun berjasa ikut ribet membunuh api yg dinyalakan Namrud yg dipakai membakar Ibrahim.

Cecak ikut meniupi apinya. Itu membuat cecak jadi kesunanatan dibunuh. Tapi kau nggak usah mencari cecak terus. Ntar mentang2 nggak bisa ibadah lain akhirnya memburu cicak terus. , 🤣🤣🤣

(Yang penting kita tahu bahwa) yang dihitung itu "menjengkelkan" dan "tidak menjengkelkan"

Ya, kayak ngaji ke saya trus kalian ngobrol sendiri, itu menjengkelkan kan?

Sedangkan santri yang lain menyimak. Meskipun umpama sama2 saja hasilnya kalian juga tidak akan mengerti, meski mendengarkan juga nggak paham, 🤣🤣🤣🤣 tetap yang satu dihukumi menjengkelkan, yang satu menyenangkan. Nggak usah tersinggung ya, ini contoh. Ya (Kyai) Nif ya, sudah brewok kok tersinggungan. 🤣🤣🤣

Si kodok pun tahu bahwa api tak akan padam dengan airnya, tapi itu bukti mahabbah. Meniup api bukti benci.

Contoh lain, Ada tetanggamu yang dengki denganmu. Dia melihat kamu makan, maka dia meludah. Meski jauh dari tempatmu makan, kamu jengkel nggak? Jengkel kan? Padahal tidak kena wajahmu sama sekali.

Makanya saya lihat kalian ngaji datang di depan saya saja sudah senang hati saya. Kalian paham nggak itu nggak penting. Itu sudah menyenangkan. Meski jika kalian ditanya apa saja akan menjawab, "nggak paham", itu tetap menyenangkan. (Begitu saja sudah bagus.) 🤣🤣🤣

Nah, Abu Hanifah itu penganut mazhab metode ini. Mengapa thawaf tidak wudlu kok sah? Namanya thawaf ya muter.

****

Sepenggal Pengajian Gus Baha'
Tafsir Jalalain al-Maidah 109-116

Mohon dikoreksi jika keliru kaidah fiqihnya yg berbahasa Arab

Latar belakang usaha saya membantu mengubah teks dalam bentuk tulisan. 
Korek Engkek 

PERINGATAN: DI AWAL REKAMAN, ADA BUNYI BERISIK memekakkan telinga!! Jangan pakai headset
File:
https://drive.google.com/file/d/1c2p-CVxerN_OQDmlOcmiY-aRzvGqbh5M/view?usp=sharing