PROLOG
Beberapa waktu lalu saya mendengar hubungan antara tauhid dan ikhlas sekilas dari Kyai Sahiron Syamsuddin dan saya masih agak bingung. Alhamdulillah, berkah ikhlas menakdirkan saya sore ini mendengarkan kunci tauhid itu dari Gus Baha'.Beliau juga menjawab tuntas kesedihan saya atas fitnah yg menimpa umat Islam yg berlebihan hingga ada yg mengafirkan sesama muslim belakangan ini (kasus Banser Jakarta). Yang bikin saya tertawa, persis di situ Gus Baha' menyifati Kanjeng Nabi dgn kata sifat yg lebih parah. ☺
Kalau saya sendiri nggak khawatir, ttg para kyai difitnah, krn sudah ada yang menjaga beliau2 di bumi dan langit ๐คฃ
Di situ pula, Gus Baha' menjelaskan secara detail bagaimana memposisikan diri hubungan antara kyai dan umatnya, bagaimana jika seorang kyai keliru dan bagaimana umatnya bersikap.
***
Gus Baha' naik kendaraan umum bus. |
Al A’RADU AL BASYARIYAH
ุงูุงุนุฑุงุถ ุงูุจุดุฑูุฉ
Senengane kalian kok memandang dari sudut yang sempit? Mbok urip iku sing jembar dhadhane. Senengane kok repot. Nggawe kategorisasi kok repot. Setan, itu pikiran setan. Karena ciri kebenaran itu َูุดْุฑَุญْ ุตَุฏْุฑَูٗ , insyirotus shadri.
Dada itu enak, lega, nyaman.
Ciri kebatilan itu
َูุฌْุนَْู ุตَุฏْุฑَูٗ ุถًَِّููุง ุญَุฑَุฌًุง َูุงََّูู
َุง َูุตَّุนَّุฏُ ِูู ุงูุณَّู
َุงۤ
Rupeg, tidak nyaman.Ini penting saya utarakan ya.
Agar lega, anggap semua itu latihan ikhlas menerima takdir.
Misalnya seperti saya ini kyai ya latihan. Ngiyaeni wong ra jelas juga latihan, ngga dapat untung kok mau, itu latihan ikhlas, sudah selesai. Saya jadi kyai ini saya anggap sudah sukses: asal cara kita ngyai itu menjaga institusi tauhid, pasti kita benar.
Sampeyan saya ceritai ya, Nabi Muhammad itu saking inginnya kelihatan manusiawinya, pernah satu kejadian di hadits shahih. Suatu kali beliau saw saat mengingatkan akhirat, itu luar biasa dramatis, sangat dramatis hingga shahabat yang pulang saat ngeloni bojo akhirnya nggak ngeloni, saat makan nggak makan.
Malah pada sumpah:
ูุงููู ูุง ุฃุชุฒูุฌ ุงููุณุงุก
Ah, dunia hanya sementara. Nanti hisabku penuh, Sudah aku tidak usah pakai menikah.Ada shahabat yang sumpah:
ูุงููู ูุง ุขูู ูุญู
ุงً
Sudah nggak usah makan daging. Bikin syahwat saja. Jadi nabrak2.
ูุงููู ูุฃููู
ู ุงูููู ููุฃุตูู
ู ุงูููุงุฑ
Aku malam akan tahajud full, siang puasa full. Yang bikin lupa Allah ya tidur itu. Tidur itu kriminal.Itu berlaku hingga beberapa hari. Lama-kelamaan Nabi SAW sendiri yang bingung ๐ biasanya masjid ramai, jadi sepi karena pada sibuk ibadah di rumah. Nabi juga mendapat laporan, para istri terlantar karena para suami sibuk ibadah.
Akhirnya mereka dipanggil kembali oleh Nabi SAW. Beliau ngendikan juga pede. Ciri utama tokoh ngendikan gamang itu nggak boleh. Tokoh harus pede.
Nabi dhawuh:
ูุงููู ุฅูู ูุฃุฎุดุงูู
ููู ูุฃุนูู
ูู
ุจุงููู َูุฃَุชَูุۡงُูู
ۡ ููู
Hingga tiga kali.Orang yang paling tahu Allah itu saya, karena saya nabi. Paling takut Allah juga saya....
ุบูุฑุงูู ูุฃุชุฒูุฌ ุงููุณุงุก
ูุขูู ูุญู
ุง
ูุฃูุงู
ูุฃุตูู
ูุฃูุทุฑ
Tapi sungguh, seperti itu saja saya menikah, saya juga makan daging, saya juga tidur, saya juga puasa tapi juga tidak puasa.Apa arti dari hadits ini? Artinya ternyata institusi tauhid selamat justru lewat unsur-unsur kemanusiaan. Termasuk dalam memilih kyai/penceramah. Memang menuju sempurna itu baik, tapi ketika itu menjadi syarat, maka yg memenuhi syarat itu hanya satu dua. Ini nanti yg rugi juga umat Islam.
Jadi menurut saya nggak harus ideal. Nggak usah pakai metodologi dakwah, juga tidak usah mensyaratkan kesempurnaan. Yang penting Islam, tdk terlalu kriminal. Karena mensyaratkan kesempurnaan itu mensyaratkan ideal. Itu nanti konsekuensinya yg memenuhi kriteria terbatas. Akhirnya kesulitan, nantinya juga sama mengerdilkan Islam.
Kalau tidak perlu syarat, cuma butuh niat baik nggak aneh2. Misalnya: kalau merasa tidak alim, tidak usah fatwa. Asal jenggoten, boleh jadi jadi. Asal jidat ngecap boleh jadi. Pura2 khusyu' 2 hari boleh jadi. ๐
Akhirnya kita punya jutaan dai karena tidak perlu syarat ideal.
Pernah preman puluhan tahun, tobat setahun lalu jadi kyai, ya banyak yang jadi spt Anton Medan. Nggak ada masalah. Selama hidup kafir Cina, masuk Islam setahun jadi dai, selesai aman. Justru itu kita punya stok dari jutaan. Anaknya Karman Karlan kelihatannya kopyahan ya jadi dai, seumur hidupnya Gito Rollies tobat ya jadi dai. Itu malah Islam enak.
ADA YG TANYA: APA NGGAK TAKUT PENYIMPANGAN?
Keyakinan umat Islam seluruh dunia, standar itu kitabullah al-Quran. sehingga jika ada seorang dai melenceng itu orang Islam juga pasti paham: wong memang manusia ya pasti ada salahnya. Muslim toh tetap tahu klo hukum itu ya al-Quran, bukan Pak Dai itu. Paham ya?Misalnya spt saya.
Ada kyai korupsi. ada kyai salah. Keyakinan umat pasti kyainya yg salah, bukan institusi islamnya yg salah.
Misalnya njenengan suka orang alim harus kopyahan, maka paling banter adalah:
"Lihat gus baha itu alim, sayangnya suka mengumpat. sebenarnya jg ga baik."
Tapi itu tetap gada masalah. kan cuma nggremeng thok. Lhah klo cuma segitu (nggremeng) saja saya kan juga bisa balas: "Kau kopyahan tapi tdk alim." ๐คฃ๐คฃ
Paham ya? Ini penting saya utarakan karena institusi tauhid itu justru sering selamat kalau ditopang al a'rad al basyariyah (sisi kemanusiaan). Jangan dikira untuk menyelamatkan tauhid itu kita butuh image atau citra yang baik. Nggak begitu. Yang penting tdk kriminal.
Makanya dhawuh Nabi itu sederhana
ุงูู
ุณูู
ู
ู ุณูู
ุงูู
ุณูู
ูู ู
ู ูุณุงูู ููุฏู
seorang muslim yang baik adalah yang penting tidak merugikan orang lainOra sah punya prestasi akeh2. pokoknya ora pati ngrugekna uwong.
Ini penting saya utarakan krn sekarang ada fenomena menuntut kesempurnaan.
Era sukarno dibilang inflasi limbung, era Suharto dibilang diktator, era Habibie dibilang taunya sekrup, era Gus Dur dibilang cacat lahir, Megawati dibilang begini begitu, SBY katanya begini. Lha dia sendiri bagaimana tdk dipikir. Paham ya? selama negara punya aturan main, itu akan baik2 saja.
Jadi kyai juga demikian.
Makanya lewat ngaji lewat keterangan Quran ini sampeyan akan bisa tahu, institusi tauhid itu bisa selamat ga ada masalah, justru lewat al a’radun al basyariyah. dan ini harus jadi energi.
Lewat bulan suci ini, ini harus jadi energi.
Saya niati dari rumah, saya bantu lewat shalat hajat, kita harus menganggap sisi kemanusiaan itu adalah dakwah terbaik. krn ga bikin aneh2 standar ideal.
Contoh:
Kau di Jawa mendapat Islam itu krn barokahnya pedagang Gujarat India lewat Aceh. karena lewat secara wajar sisi kemanusiaan antarnegara hubungan dagang malah doterima. Coba klo lewat dakwah jubahan, orang akan janggal: ini aliran apa?
Islam di Bali itu bukan krn barokah kyai. Ada org Madura merantau bakul sate. Keponakan diajak, keluarga diajak. nanti klo sudah kumpul banyak diajak membangun masjid.
Di Padang begitu, di Ambon begitu. Artinya apa? Perilakune kewajaran ini betul-betul energi. Kau dakwah langsung ngyai, kopyahan, klambinan taqwa akan diusir di mana saja. Coba sekarang di Eropa, Amerika, umumnya dagang, kalian dagang. Umumnya mereka apa, kau lakukan. Bisa! Coba sekarang ada Islam di Australia, di New York, itu yang membawa pedagang al-Jazair. Tdk ada yg langsung dibawa ulama meski di hati mereka mengalir darah ulama, tapi yg menyembul di permukaan adalah perilaku dagangnya.
Makanya saya betul-betul minta sungguh-sungguh pada jaamah di sini: latihlah bahwa kemanusiaan itu energi. Karena apa? Inti islam itu adalah tauhid. Saat menonjol kemanusiaannya itu kita tdk problem, tidak perlu image yang berlebihan. Justru mengakui tidak sempurna itu sangat baik.
Saya itu masih ingat betul, almarhum Bapak saya itu sangat hormat kepada teman-teman saya, terutama ketika zaman saya masih mondok. Saya pernah tanya, “Bapak itu kyai besar, mengapa hormat betul dengan teman saya?”
“Lha iya, Ha’. Aku itu kirim wesel sebulan sekali. Itu pun aku tidak tahu itu cukup apa tidak. Jika tidak cukup, yang akan membantumu pasti teman-temanmu itu. Artinya fungsi teman itu persis aku sebagai orang tua. “
Jadi ketidak sempurnaan orangtua yang diakui tidak mencukup itu baik untuk tawadlu’ saya, juga baik untuk teman-teman saya. Jika saya alim, akhirnya bisa bermanfaat utk belajar teman2 yang telah membantu saya. Sebaliknya saya yang alim juga terbantu oleh teman2 belajar saya. Itu ga masalah.
Ini penting saya utarakan.
Sekarang segala sesuatu itu melalui ilmiah, termasuk menggunakan metodologi, dan sebuah metodologi jika bisa tujuannya adalah menuju kesempurnaan. Memang menuju sempurna itu baik, tapi ketika itu menjadi syarat, akibatnya Islam tdk punya stok penceramah yang banyak karena penceramah yg tidak sesuai dengan kriteria ideal itu akan dianggap bukan penceramah. Ini nanti akhirnya juga mengerdilkan Islam.
Jadi menurut saya nggak harus ideal. Nggak usah pakai metodologi dakwah, juga tidak usah mensyaratkan kesempurnaan. Yang penting Islam, tdk terlalu kriminal. Karena mensyaratkan kesempurnaan itu mensyaratkan ideal. Itu nanti konsekuensinya yg memenuhi kriteria terbatas.
Dengan memahami fungsi masing-masing, kita tidak perlu mensyaratkan ideal. Artinya umat kita itu sudah pintar bisa memosisikan diri masing-masing.
Contoh lain: Itu sama dgn kyai nganggur. Kyai nganggur itu kan engkek. Dia tanya pada santrinya, "Cung, saiki kerjamu apa?"
Santrinya juga paham, maka dia tidak akan mungkin menjawab, "Saya juga nganggur seperti njenengan, Yai." Kurang ajar itu. ๐คฃ๐คฃ๐คฃ
Artinya umat itu bisa memosisikan diri: kyai bijak bertanya pekerjaan santrinya karena dia menyadari seorang santrinya yg pemuda diharap bekerja dengan baik.
Santrinya juga mengerti bahwa seorang kyai yg sudah tua memang nganggur karena dhapuknya utk wiridan, berdoa, dan mengajar, sedang dirinya dhapuk harus kerja, maka dia akan menjawab, "Nggih, Mbah. Njenengan doakan segera mendapat kerja."
KYAI JUGA MANUSIA, SATU-SATUNYA BEKAL ADALAH IKHLAS
Bekal menjadi kyai itu hanya satu: ikhlas. Paham ya? Ikhlas. Cuma ketika ditanyai hukum jika nggak tahu ya nggak usah jawab. Kalau menjawab namanya tidak ikhlas, karena ikhlas itu artinya jujur. Jika ditanyai aneh2, jawab saja, “Alhamdulillah kok boten ngertos.” ๐“Lha kyai kok nggak tahu?”
“Saya ini tidak pernah mengaku sebagai kyai. Njenengan sendiri yang memanggil saya kyai.” ๐
“Yang memanggil ulama kan Anda sendiri ya. Yang kecewa juga Anda sendiri. Yang bodoh dan keliru ya Anda sendiri, salah menyebut.” ๐
Paham ya. Saya ngaji kali ini saya niati. Jadi omongan saya yang ngelantur itu hanya satu muaranya: bahwa institusi tertinggi dalam Islam itu tauhid, dan yang menyelamatkan tauhid itu ikhlas. Ikhlas bisa muncul kapan saja meskipun kita ini sebagai manusia yang profan, yang tidak sempurna, yang penuh compang-camping sana-sini.
Kita berhutang jasa pada Kalijaga ceritanya pernah bajingan juga jadi wali, di Jakarta Anton Medan juga dai, lagu religius dari pondok juga gak laku, malah Ungu band yang laris.
Artinya sudahlah,yang dakwah lewat begitu ya biarlah. Sing penting sama2 dalam bingkai:
َูู
َْู ุฃَุญْุณَُู ًَْูููุง ู
ِู
َّْู ุฏَุนَุง ุฅَِูู ุงَِّููู َูุนَู
َِู ุตَุงِูุญًุง ََููุงَู ุฅَِِّููู ู
َِู ุงْูู
ُุณِْูู
َِูู
Terus dhawuh Allah:
ََููุง ุชَุณْุชَِูู ุงْูุญَุณََูุฉُ ََููุง ุงูุณَِّّูุฆَุฉُ
Nganti matek, nganti kiamat, baik dan buruk itu beda, jare PangeranArtine setiap orang itu punya nurani. Jadi meski kyai ilmunya sundul langit jika ia salah, perasaan umat ya merasa bahwa itu salah. Toh umat tetep hormat karena bisa mendudukkan masalah: “Pak Kyai juga manusia, yang kadang salah.”
Ya sudah tetap hurmat. Pak Kyaine sendiri sebelum ditegur oleh umat, malamnya ya sudah istighfar:
ุฑَุจََّูุง ุธََูู
َْูุง ุฃَُْููุณََูุง
Artinya sama baiknya.Cuma yang menjadi masalah adalah ketika kita punya tingkat suudzan (buruk sangka) yang lebih baik daripada itu. Itulah yang bikin masalah. Suudzannya lebih subur daripada berpikir secara optimis, lapang dada. Yang bikin kiamat ya seperti itu: kita tidak berpikir dengan pandangan yang luas tapi penuh curiga.
Paham ya.
Karena itu lewat ngaji ini berulang kali saya menyampaikan, cobalah kita berlatih untuk mengakui bahwa proses kemanusiaan yang wajar adalah energi.
Saya sekarang merasakan. Istri saya yang tahu kelemahan saya akhirnya menjadi energi. Karena beliau tahu kelemahan saya dalam merawat anak, akhirnya beliau berusaha menutup kelemahan saya dengan kelebihannya merawat anak. Jika suami tidak punya uang yang pede saja, istri bisa menutupi dengan langkahnya.
Tapi kadang kita malu, akhirnya menutupi kekurangan diri kita (gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan tampak). Akhirnya kita sendiri menciptakan kemunafikan.
Paham ya!
Makanya lewat ngaji ini pahami ngendikane Kanjeng Nabi, bahwa kekurangan-kekurangan al a’rad al basyariyah itu nggak ada masalah. Oleh karena kita harus berterima kasih pada para ulama, ketika menyifati Nabi SAW itu shiddiq, amanah, tabligh, fathanah, dan ditambah satu yang bernama sifat jaiz al a’rad al basyariyah, bahwa para nabi itu punya sisi-sisi kemanusiaan.
***
alhamdu lillahi rabbil 'alamin
Sepenggal pengajian Gus Baha'
Yang sudah menemukan tidak perlu dishare di sini. Terima kasih.
Understanding and Interpretation-nya Gracia, kuliah online Kyai Sahiron Syamsuddin membahas sedikit ttg kata ikhlas dan tauhid: https://web.facebook.com/sahiron.syamsuddin/videos/10220153568411326/
0 comments:
Posting Komentar